Erigo, pasti nama ini udah gak asing lagi dong di telinga kalian? Nama Erigo juga sempat trending beberapa waktu yang lalu karena muncul di New York. Nah, bagi kalian yang masin belum pernah dengar tentang Erigo, Erigo adalah brand lokal yang bergerak di industri fashion. Sebelum setenar sekarang hingga bisa masuk New York, ternyata bisnis Erigo sempat jatuh bangun dan hampir bangkrut loh di awal berdirinya. Tapi kok bisa akhirnya setenar sekarang bahkan bisa tembus sampai New York? Penasaran kan pasti, langsung aja kita bahas deh!
Sejarah Berdirinya Erigo Store
Erigo Store pertama kali berdiri pada tahun 2013. Didirikan oleh pemuda bernama Muhammad Sadad yang meninggalkan bangku kuliah dan gelar S1 nya untuk merintis karir ini.
Pada awal berdiri, Erigo Store sempat mengalami jatuh bangun dan bahkan merugi. Sadad juga mengaku bahwa dirinya sempat merugi sangat besar hingga pulang ke rumah tanpa membawa uang.
“Kami sempat merugi, seperti saat pameran di Malaysia. Biaya operasional di sana sampai Rp25 juta, tapi omzetnya cuma Rp5 juta. Kemudian pameran di Surabaya, Makassar juga rugi. Jadi saya meninggalkan kuliah karena utang numpuk. Itu yang harus saya selesaikan,” katanya.
Tetapi Sadad tidak mau menyerah begitu saja, dan tetap berusaha untuk bangkit dari kegagalannya hingga hasil dari keringatnya mulai terlihat pada tahun 2015 yaitu mencapai omzet sebesar 22 milyar.
Peran Orang Tua
Peran orang tua tentunya tidak lepas dari keberhasilan Sadad mendirikan Erigo Store. Saat Erigo Store mengalami keterpurukan, orang tua selalu memberikan semangat agar Sada bangkit kembali dan berusaha.
Ketika saya melewati fase-fase buruk, orang tua harus menjual ruko, banyak yang dijual buat kemajuan usaha sendiri. Orang tua bilang: ‘Bang, saat lagi susah, cerita sama Mama ya. Cerita juga sama Papa. Biar dibantu dengan doa’,” ucap Sadad mengenang nasehat kedua orang tuanya.
Memanfaatkan Platform Offline dan Online
Dalam menjalankan bisnisnya, Sadad memanfaatkan segala platform untuk mempromosikan dan menjual produk dari Erigo. Sadad menggunakan platform offline dan online untuk berjualan. Untuk platform online, Sadad memanfaatkannya untuk mempromosikan produk keluaran terbarunya lewat media sosial.
“Perusahaan kami mendisplay produk di Instagram. Kami tidak menjualnya melalui Line atau WhatsApp. Sejak 2015, kami sudah decide pelanggan yang mau beli Erigo melalui sebuah web,” papar Sadad menegaskan.
Sadad sempat dipandang sebelah mata dalam menjalankan bisnisnya karena maklum pada zaman itu, strategi pemasaran secara online belum setenar seperti sekarang. Akan tetapi Sadad tidak memikirkan hal itu, dan tetap fokus pada bisnisnya hingga akhirnya bisa sukses seperti sekarang.
Kuncinya Ketekunan
Kisah Sadad untuk bangkit dan terus percaya dalam mendirikan Erigo Store patut dijadikan contoh untuk anak-anak muda zaman sekarang. Menurut Sadad kuncinya adalah ketekunan, usaha yang ditekuni bakal menuai hasil sempurna.
Ketika mengalami hambatan atau sebuah kerugian, kamu tidak boleh menyerah. Kegigihan dan kerja keras hingga dukungan dari orang di sekitar bisa membantu kamu menuai sukses. Kini nama Sadad dan Erigo Store sudah melambung tinggi di dunia fashion Indonesia.
“Dalam prinsip, saya selalu percaya slogan ini: Hard times always lead you to something great. Kamu harus percaya itu. Ketika kamu masih susah, pasti pusing dan beban besar, tapi akan ada sesuatu yang besar ketika kamu sudah investasi,” ucapnya.
Butuh Perjuangan
Melihat dari kisah Sadad dan Erigo Store, kita bisa melihat kalan mendirikan bisnis itu tidak semudah yang kamu kira. Pasti akan ada banyak rintangan dan hambatan yang menghadang. Kegagalan dan kerugian, itu adalah hal lumrah dalam sebuah bisnis yang pasti kamu alami. Tapi kuncinya adalah kamu tetap masih mau berjuang tidak? Dalam menjalankan suatu bisnis, dibutuhkan perjuangan dan ketekunan, seperti yang bisa kita lihat dari Sadad dalam mendirikan Erigo hingga bisa sebesar sekarang.