Bagi seorang atasan, micromanage itu seringkali dianggap cara buat ngontrol semuanya, tapi sebenernya bisa jadi masalah besar. Kalau atasan terlalu ngatur semua detail pekerjaan, tim bisa jadi merasa tertekan dan enggak bebas. Padahal, kalau dikasih ruang untuk kerja lebih leluasa, hasilnya bisa jauh lebih bagus. Emangnya micromanage tuh kayak gimana aja sih?

Definisi Micromanage

Singkatnya, micromanage ini adalah cara manajemen kepemimpinan seorang atasan yang melakukan supervisi secara berlebihan terhadap kinerja bawahannya. Atasan yang micromanage ini biasanya suka ngontrol berlebihan dan nuntut detail terkecil dari semua kerjaan bawahannya di tim. Nggak jarang juga kalau seorang atasan bakal terus-menerus mengontak bawahannya saat lagi ngerjain kerjaan yang udah dikasih, cuma buat make sure kalau kerjaannya udah sesuai dengan standar si atasan. Seorang atasan bisa dapat predikat micromanager kalau dia cuma nanya dan desak kerjaan aja tanpa memberikan saran atau bantuan.

Ciri-Ciri Micromanage

Nggak pernah puas sama hasil kerja bawahannya

Biasanya, atasan yang micromanage suka nggak ngasih feedback terhadap hasil kerja bawahannya. Justru, mereka lebih pilih buat ngasih kritik yang nggak solutif, berujung ke semangat bawahan yang menurun dan produktivitasnya jadi terhambat.

Emosian

Kalau di suatu kantor ada atasan yang micromanage, suasana kantor bisa jadi rusak karena kata-katanya suka bikin orang lain tersinggung. Karena emosian, biasanya rasa frustasi mereka bisa sampai membludak kalau kinerja bawahannya dianggap kurang oke.

Terlalu fokus ke progres kerjaan

Kalau suatu tim punya atasan micromanager, si atasan pasti pengennya mereka kerja sesuai ke standar dia sendiri. Fatalnya, bawahan bisa dihukum kalau detail pekerjaannya nggak sesuai dengan apa yang si atasan rancang.

Kepo sama kerjaan timnya

Atasan micromanager biasanya kepo banget sama apa yang lagi dikerjakan sama bawahan di timnya secara rinci. Makin rinci, makin baik buat mereka karena nantinya mereka bisa menerapkan kendali yang ketat. Nggak cuma itu, mereka juga nggak segan buat ngasih setumpuk kerjaan baru kalau ketahuan lagi luang.

Minta update terus

Atasan micromanager suka banget buat minta update progress kerjaan secara terus-menerus. Andai bawahannya lagi stuck dan butuh saran, mungkin proses ini oke aja selama atasannya memberi saran dan masukan. Tapi, bagi micromanager, mereka cuma pengen pastiin cara kerja bawahannya persis dengan rencana dia dan nggak memberi saran sama sekali. Inilah yang sering bikin stres bawahannya.

Pro dan Kontra Micromanage

  • Pro: sistem micromanage yang tepat bisa bantu karyawan baru yang sedang onboarding untuk cepat beradaptasi dengan alur pekerjaan di tempat kerjanya yang baru.
  • Kontra: micromanagement bisa menyumbang angka turnover rate jadi tinggi karena bawahan merasa fokus sampai mentalnya terganggu saat bekerja. Sistem micromanage juga dianggap nggak relevan kalau perusahaan lagi proses berkembang dan stabil.

Kamu Termasuk Nggak?

Sebenarnya, untuk mengidentifikasi micromanage bisa dibilang cukup susah. Tapi, kalau kamu melakukan hal-hal di bawah ini, ada kemungkinan kalau kamu adalah seorang micromanager:

  • Suka tiba-tiba menarik kembali kerjaan yang udah kamu kasih ke bawahan simply karena cara kerja dia nggak sesuai sama yang kamu mau
  • Anti banget kalau suatu keputusan diambil tapi nggak ada peran andil kamu, karena kamu merasa opini kamu jauh lebih penting dari keputusan bersama
  • Pas ngasih saran, sifat sarannya pasti nggak membangun
  • Suka banget mengkritik yang sifatnya subjektif.

Nahloh. Setelah baca semua tentang micromanage, kamu termasuk atasan yang begitu nggak? Kalau iya, saatnya kamu ubah gaya kepemimpinan kamu! Micromanage ini udah nggak relevan lagi. Jadi, sekarang tugas kamu adalah biarin bawahan kamu bekerja dengan pace dan cara kerja mereka masing-masing ya!