Dalam dua dekade terakhir, biaya untuk mendapatkan perhatian konsumen meningkat secara signifikan, bahkan tujuh hingga sembilan kali lipat. Ada alasan yang jelas kenapa fenomena itu terjadi, yaitu karena kemampuan orang-orang untuk fokus dalam waktu lama semakin menurun. Bagi pemasar, fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang besar: bagaimana cara menarik perhatian audiens dalam hitungan detik?

Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah attention marketing, yaitu metode pemasaran yang berfokus pada menangkap dan mempertahankan perhatian konsumen melalui konten yang relevan, personal, dan non-invasif.

Apa itu Attention Marketing?

Attention marketing merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada bagaimana sebuah brand bisa menonjol di tengah tumpukan informasi yang membanjiri konsumen. Alih-alih mengganggu audiens dengan iklan pop-up atau broadcast masif, strategi ini menekankan konten yang menarik secara alami.

Prinsip utamanya adalah nilai, waktu dan relevansi:

  • Nilai: Konten harus memberikan solusi atau memenuhi kebutuhan nyata audiens.
  • Waktu: Memahami perilaku audiens sehingga pesan disampaikan saat mereka paling reseptif.
  • Relevansi: Personalisasi konten agar sesuai dengan minat, masalah, dan aspirasi audiens.

Dengan strategi ini, perhatian audiens bukan hanya tertangkap sesaat, tetapi juga menciptakan dampak yang bertahan lama, meningkatkan brand awareness, dan mendorong tindakan yang diinginkan.

Kenapa Attention Marketing itu Penting?

Rata-rata konsumen terpapar 6.000 hingga 10.000 iklan per hari. Dengan rentang perhatian yang hanya beberapa detik, strategi pemasaran konvensional sulit untuk efektif. Attention marketing memanfaatkan psikologi konsumen, termasuk:

  • Storytelling: Menghubungkan audiens secara emosional melalui cerita yang relevan.
  • Emotional triggers: Menghadirkan konten yang membangkitkan rasa penasaran, kegembiraan, atau empati.
  • Interaktivitas: Memadukan berbagai media (video, GIF, meme, podcast) untuk meningkatkan keterlibatan.

Pendekatan ini memungkinkan brand untuk mengontrol persepsi audiens, membuat konten lebih personal, dan mendorong engagement yang lebih bermakna.

Strategi Attention Marketing yang Efektif Saat Ini

  • Konten Platform-Spesifik: Sesuaikan konten dengan platform. Misalnya, video YouTube harus sesuai ekspektasi judul; posting Instagram di-repost ke Twitter sebaiknya dibuat versi khusus untuk platform tersebut.
  • Pesan yang Jelas dan Ringkas: Audiens harus langsung memahami nilai yang ditawarkan.
  • Media Terintegrasi dan Interaktif: Gunakan kombinasi video, gambar, GIF, meme, atau podcast untuk mengetahui jenis konten yang disukai audiens.
  • Storytelling dan Emotional Marketing: Mulai konten dengan hook yang kuat dan bangun koneksi emosional agar audiens terlibat.
  • Kolaborasi dan Influencer Marketing: Bermitra dengan brand lain atau influencer untuk menjangkau audiens yang lebih besar dan terlibat.

Adaptasi Cepat dan Eksperimen Berkelanjutan

Saat ini, beberapa brand memanfaatkan konten berbasis “real-time” atau unexpected” untuk menarik perhatian, contohnya:

  • Salah transfer: Brand memposting pengumuman di feed mereka terkait jumlah transfer yang diduga salah, misal Rp23 juta menjadi Rp230 juta.
  • Postingan permintaan maaf: Beberapa brand kini memanfaatkan tren “permintaan maaf” untuk menarik perhatian. Isi postingan sebenarnya positif, misalnya “mohon maaf, kulitmu jadi lebih cerah” sehingga audiens penasaran sekaligus tahu keunggulan produk secara kreatif.

Konten ini menarik perhatian karena sifatnya unexpected dan relatable, memancing audiens berhenti scrolling untuk mengetahui detailnya. Strategi ini memanfaatkan curiosity gap, membuat audiens penasaran dan secara alami terlibat dengan konten.

Selain itu, tren lain termasuk:

  • Konten interaktif di media sosial, seperti polling, kuis, atau tantangan singkat.
  • Personalisasi konten, menyesuaikan pesan dengan minat atau lokasi audiens.
  • Visual tinggi kontras dan motion graphics, agar audiens langsung tertarik saat melihat feed mereka.

Attention marketing bukan hanya soal viral. Fokusnya adalah memahami psikologi audiens, menghargai perhatian mereka, dan menghadirkan konten relevan serta bernilai. Dengan strategi yang tepat, brand bisa menonjol di tengah lautan informasi, meningkatkan engagement, dan mendorong pertumbuhan bisnis.