Brand sudah dibangun susah payah. Logo keren, desain konsisten, feeds Instagram rapi, caption catchy. Tapi ketika sudah turun ke market, yang menang tetap yang pasang harga paling murah. Nggak sedikit yang akhirnya mikir, “Duh, branding tuh buang-buang duit, ya?” Banyak owner akhirnya pasrah “Biar cepet laku, turunin harga aja deh.”

Padahal, sekali main di perang harga, brand bisa terjebak di lingkaran setan.

Harga turun → margin makin tipis → biaya produksi ditekan → kualitas turun → brand nggak punya pembeda lagi → customer cuma lihat angka. Akhirnya siapa yang paling murah, dia yang diambil. Selesai.

Kenapa Harga Sering Jadi Satu-Satunya Alasan?

Sebenarnya harga pasti selalu dipertimbangkan. Apalagi kalau barang atau jasa kamu nggak punya pembeda yang jelas. Kalau produk sejenis gampang dicari, orang tinggal buka marketplace, filter harga, dan pilih yang paling murah. Kalau brand kamu nggak punya positioning yang kuat, nggak punya cerita yang nyambung sama audiens, dan pengalaman pelanggan juga biasa aja, orang nggak punya alasan buat milih kamu selain harga.

Branding Itu Bukan Hiasan

Branding itu bukan cuma soal logo keren, kemasan lucu, atau slogan manis. Branding adalah cara kamu bikin orang punya alasan untuk beli produk kamu dan bikin mereka rela bayar lebih mahal. Branding harusnya membentuk persepsi dan pembenaran. Orang beli bukan cuma barangnya, tapi nilai, cerita, dan pengalaman yang kamu tawarkan. Kalau customer masih ribut soal harga duluan, coba cek:

  • Positioning kamu sudah kuat belum?
  • Cerita brand kamu udah relevan belum sama target market?
  • Pengalaman yang kamu kasih bikin orang mau balik lagi nggak?
  • Kalau jawabannya masih “belum”, wajar banget kalau harga jadi senjata utama.

Harga Murah Bisa Jadi Senjata Kalau Ada Strateginya

Bukan berarti harga murah selalu salah. Diskon, promo, bundling. Semua itu sah-sah saja asal ada tujuan jelas.

Mau tarik perhatian market baru? Mau push volume penjualan di momen tertentu? Itu boleh banget. Yang bahaya adalah kalau harga murah jadi satu-satunya andalan. Kalau nggak punya nilai lain, kapan pun ada yang lebih murah, customer kamu bakal pindah. Brand pun kehilangan nafas, karena margin tipis dan biaya harus ditekan terus-terusan.

Jadi, Mau Pilih Jalur Mana?

Brand yang hanya main di harga murah biasanya nggak punya umur panjang. Brand yang punya positioning jelas, cerita yang nyambung, dan pengalaman yang bikin orang loyal. Hal tersebut yang membuat umur suatu brand lebih panjang, meski harganya bukan yang paling murah.

Intinya, harga murah bisa jadi senjata, tapi jangan dijadikan tameng utama. Kalau mau brand kamu bertahan lama, kasih orang alasan kuat kenapa mereka harus pilih kamu dan rela bayar sedikit lebih mahal. Jadi, kamu mau branding yang bikin orang setia meski harganya nggak paling murah, atau mau main di perang harga yang ujung-ujungnya bikin capek sendiri? Pilihan ada di tanganmu.