Di era digital ini, penggunaan dan pemanfaatan sosial media sedang marak-maraknya. Content creator menjadi profesi yang sedang banyak diminati dan dicari. Banyak orang berlomba-lomba membuat konten menarik untuk meningkat followers dan mendapat perhatian audiens. Banyak jenis konten yang dibuat para content creator salah satunya konten edukasi. Akan tetapi untuk konten edukasi terutama di Indonesia belakangan ini sudah agak sepi diminati. Apakah benar konten edukasi sudah basi?

 

Di Indonesia sendiri konten edukasi sudah lumayan banyak bermunculan dimana-mana tetapi kelihatannya konten edukasi di Indonesia memang tidak begitu terkenal dan diminati masyarakat Indonesia terutama pada generasi milenial. Mari kita bahas kenapa sih konten edukasi di Indonesia kurang diminati.

 

Orang lebih tertarik pada konten hiburan 

Alasan yang pertama banyak banget nih bisa kita temui pada generasi milenial di Indonesia. Di jaman yang serba teknologi ini, semua informasi dapat didapatkan dengan sangat mudah dan cepat lewat internet. Tetapi sayangnya generasi milenial di Indonesia lebih suka memanfaatkan teknologi yang modern dan sosial media untuk mendapatkan hiburan ketimbang mencari informasi yang lebih berguna untuk diri mereka.

 

Isi dan pembahasan yang panjang

Penyebab lainnya yang membuat konten edukasi kurang diminati karena isi dan pembahasan dari konten edukasi yang cenderung panjang dan berbelit. Pembahasan yang panjang membuat orang malas untuk membaca atau mendengarkan konten edukasi. 

 

Masalah ini sebenarnya hanya terletak pada bagaimana cara seorang content creator membawa konten edukasi ini. Konten edukasi bisa dibawakan dengan sederhana, simple tetapi penuh dengan informasi. Jadi ini menjadi tantangan bagi content creator untuk membawakan sebuah konten edukasi dengan sederhana tetapi tetap informatif agar membuat pembaca tidak malas.

Cepat bosan

Faktor yang satu ini juga masih berkaitan dengan alasan no 2 tadi. Cepat bosan memang sifat yang pasti sering kita jumpai apalagi menyangkut topik edukasi yang membosankan. Akan tetapi ini justru menjadi tantangan bagi para content creator untuk bisa membuang sifat dan stereotip terhadap konten edukasi yang gampang buat pembaca menjadi bosan. Content creator harus bisa membawakan topik atau konten yang edukatif dan informatif tetapi tetap membuat pembaca tertarik dan senang saat membacanya.

 

Bungkusan yang tidak menarik

Sama halnya dengan sebuah produk, sebuah konten juga harus bisa dibungkus dan dibawa dengan semenarik mungkin. Jika bungkusnya saja sudah tidak menarik bagaimana orang mau melihat isinya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengemas sebuah konten edukasi agar menarik untuk dibaca. 

 

Kamu bisa bermain dengan visual yang menarik, lucu atau video animasi bergerak sehingga pembaca atau audiens tidak bosan saat membaca konten edukasi kamu. Gaya bahasa dan pemilihan kalimat juga sangat berpengaruh untuk membuat audiens betah dalam membaca konten kamu. 

 

Rasa ingin tahu yang masih rendah

Permasalahan utama yang membuat konten edukasi di Indonesia masih sangat rendah peminat adalah rasa ingin tahu masyarakat Indonesia terutama generasi milenial yang sangat rendah. Padahal rasa ingin tahu sangatlah penting karena dengan rasa ingin tahu, kamu menjadi ingin belajar dan menambah wawasan tentang hal-hal yang belum kamu ketahui. Wawasan yang luas sangat penting untuk menjadi bekal bagi kamu dalam menjalani hidup dan melihat dunia.

 

Jadi sebenarnya konten edukasi bukannya sudah basi, tetapi bagaimana cara kita membawakan dan mengemas sebuah konten edukasi untuk menarik dibaca sehingga peminatnya meningkat.